Rabu, 05 Maret 2008

Ditemukan Lubang Raksasa di Langit

DITEMUKAN LUBANG RAKSASA DI LANGIT

Di salah satu sudut langit nun jauh di sana terdapat area kosong, wilayah yang bersih dari galaksi, bintang-bintang, bahkan materi hitam. Meski bentuk alam semesta sendiri tak dapat dibayangkan seorangpun sampai sekarang, pantas kalau bagian tersebut disebut sebagai lubang di alam semesta.

Tim ilmuwan dan astronom dari Universitas Minnesota, AS menyatakan lebar lubang tersebut sekitar satu miliar tahun cahaya. Saat menemukannya, mereka hanya bisa tertegun karena tak mendapati objek apapun di sana.Lubang tersebut tidak dapat diamati langsung dengan teropong namun jelas terlihat jika dilihat sebaran gaya tariknya.

"Tidak seorangpun pernah menemukan lubang sebesar ini, namun tidak hanya itu saja, kami juga tak pernah membayangkan menemukan yang selebar ini," ujar Lawrence Rudnick, profesor astronomi dari Universitas Minnesota. Para astronom sejak lama telah mengetahui bahwa beberapa bagian di alam semesta tidak mengandung materi alias berlubang namun tidak pernah ditemukan hingga sebesar ini.

Seperti dilaporkan dalam /Astrophysical Journal/ edisi terbaru, Rudnick beserta koleganya Shea Brown dan Liliya Williams dapat mengukur lubang tersebut menggunakan data-data teleskop radio. Mereka menemukan hasil yang sama antara hasil survai langit dengan hasil pengukuran menggunakan satelit /Wilkinson Microwave Anisotropy Probe.

Tim peneliti menemukan bukti pertama saat mempelajari data /NRAO VLA Sky Survey./ Di arah konstelasi (rasi) Eridanus, sebelah barat daya Orion, pada jarak antara 6-10 miliar tahun cahaya dari Bumi, ternyata sangat kosong. Jumlah galaksi begitu sedikit dibandingkan bagian-bagian belahan langit lainnya. Bagian ini jelas terlihat kosong karena survai mencakup 82 persen belahan langit berkat teleskop berukuran besar (/Very Large Array/) yang ada di /National Radio Astronomy Observatory/ (NRAO) di New

Mexico.

"Kami tahu ada yang berbeda di bagian ini," ujar Rudnick. Pihaknya memastikan ukuran lubang yang sama saat melakukan analisis /Cosmic Microwave Background/ (CMB), gelombang radio lemah sisa radiasi Big Bang saat lahirnya alam semesta. Data-data tersebut diperoleh dari satelit /Wilkinsons Microwave Anisotopy Probe/ milik AS antara tahun 2001 hingga 2004.

Pengukuran satelit menunjukkan bahwa bagian tersebut relatif lebih dingin dari sekitarnya. Meski masih harus dikonfirmasi ulang, suhu yang lebih rendah di CMB - menurut para ilmuwan - disebabkan lubang besar yang bebas dari materi apapun.

"Apa yang kami temukan tidak normal, baik berdasarkan pengamatan langsung maupun simulasi komputer terhadap evolusi alam semesta dalam skala besar," ujar Williams. Ia dan timnya juga tidak mengetahui bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Misterius memang.